AYAT-AYAT TENTANG HARI AKHIR
Disusun
Oleh :Kelompok 6
Nama
: 1. Anggra
Ramadhani (12540031)
2. Dwi Wahyuni (12540065)
3.
Almario (12540025)
Mata
Kulia : Tafsir
Kelas :
Sistem Informasi - A
Dosen Pembimbing : Nurchalidin, LC, MA
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
................................................................................. i
Dafatar
Isi
........................................................................................ ii
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
...................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah .................................................................................. 1
PEMBAHASAN
A. Pentingnya
mempercayai akan adanya hari akhir
.............................
B. Penafsiran Ayat tentang Hari Akhir .................................................... 2
1. Qs. Al-Ahzab : 63 ............................................................................ 2
2.
Qs. Al-Qiyamah ayat
1-5 ............................................................... 3
3. Qs. Al-Ma’idah ayat 69 ................................................................... 4
4. Qs.
Al-Anam ayat 31 ....................................................................... 7
5. Qs.
At-Taubah ayat 18 .................................................................. 10
C.
Manfaat Mempercayai Akan Adanya Hari Akhir ............................ 11
PENUTUP
...................................................................................... 12
DAFTAR
PUSAKA
....................................................................... 13
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan
semesta alam. Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang
setia hingga hari pembalasan kelak. Dan tak lupa kami bersyukur atas
tersusunnya Makalah kami yang berjudul Ayat-ayat
tentang Hari Akhir.
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk
memperkaya ilmu pengetahuan kita semua, dan untuk memenuhi tugas mata kuliah (Tafsir). Dengan terselesaikannya
makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak
yang berperan dalam membantu penyusunan makalah ini hingga selesai seperti saat
ini.
Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas
kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna khususnya bagi Mahasiswa IAIN RADEN FATAH PALEMBANG dan
juga semua pihak.
Palembang, 2 Mei 2013
Pemakalah
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Rukun iman yang kelima
adalah beriman kepada hari akhir. Iman kepada hari akhir adalah percaya
akan adanya hari akhir. Hari akhir adalah hari berakhirnya kehidupan dunia. Pada saat itu baik dan
buruknya perilaku seseorang akan dicatat bergantung bagaimana kadar
keimanan seseorang dalam hatinya. Orang yang benar-benar beriman adanya
hari kiamat akan senantiasa menjaga agar perilakunya baik dan berusaha menjauhi hal-hal yang buruk. Begitu juga
sebaliknya.
Berikut akan
dipaparkan secara lebih rinci terkait dengan Ayat-ayat tentang hari akhir
beserta penafsirannya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa manfaat dari mempercayai akan adanyahari
akhir?
2.
Apa pengertian hari akhir?
3.
Bagaimana tafsir ayat-ayat al-Qur’an tentang hari akhir?
PEMBAHASAN
A. Pentingnya mempercayai akan
adanya hari akhir.
Hari Akhir disebut
juga dengan Hari Kiamat, artinya hari kebangkitan. Pada hari kebangkitan
ini semua manusia yang telah meninggal dibangkitkan kembali untuk
mempertanggung-jawabkan
semua amal perbuatannya selama hidup didunia.
Dan kita sebagai umat muslim wajib meyakini adanya hari kiamat tersebut.
Dengan meyakini adanya hari kiamat, kita akan berusaha mencari tahu tentang
gambaran hari kiamat, bagaimana terjadinya kiamat, tanda-tanda datangnya hari
kiamat serta kehidupan kita kelak di akhirat. Jika telah mengetahui ketiga hal
tersebut, maka secara otomatis kita akan termotivasi untuk meningkatkan iman
kepada Allah. Mengapa ? karena kita akan sadar
dengan apa yang telah kita lakukan selama ini ! dosa ataukah pahala ? dan
kita akan merasa takut akan ganjaran yang akan kita terima kelak di akhirat
jika kita melakukan banyak dosa. Dengan adanya perasaan itu, umat muslim
tersebut akan berusaha meningkatkan imannya kepada Allah SWT.
B. Penafsiran ayat tentang hari Akhir
1. Qs. Al-Ahzab : 63
y7è=t«ó¡o â¨$¨Z9$# Ç`tã Ïptã$¡¡9$# ( ö@è% $yJ¯RÎ) $ygßJù=Ïæ yZÏã «!$# 4 $tBur y7Íôã ¨@yès9 sptã$¡¡9$# ãbqä3s? $·6Ìs% ÇÏÌÈ
63.
Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu Hanya di sisi
Allah". dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu
sudah dekat waktunya.1[1]
1.
Tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa adanya pertanyaan tentang hari akhirat, baik
dari kaum mukmin yang bertanya serius dan kaum musyrik atau munafik yang
bertanya memperolokannya. Banyak manusia yang bertanya kepada Nabi Saw, kapan
terjadinya hari kiamat, kaum musyrik menantang supaya hari kiamat segera
didatangkan (bertanya dengan mencemooh) seraya Nabi menaggapi, sesungguhnya
kiamat itu berada ditangan Allah. Sedangkan kaum mukmin bertanya kepada Nabi
Saw karena terdorong rasa ingin tahu tentang yang gaib, yang menyangkut
kenikmatan ukhrawi dan siksa-Nya.2
Dengan demikian dapat dipahami bahwa kapan hari tersebut akan datang dan
menghampiri, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya bahkan Nabi. Hal tersebut
menjadi rahasia Allah.
2.
Munasabah
Pada ayat-ayat yang lalu, Allah mengemukakan
tiga golongan yang menentang Allah, Rasul-Nya, dan kaum mukminin, dan bahwa
mereka itu dikutuk dan dikejar-kejar untuk dibunuh di mana saja mereka dijumpai
sesuai dengan perintah Allah. Pada ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan
tentang hari kiamat, keadaan mereka kelak di akhirat, dan tingkah lakunya ketika
menghadapi siksaan Allah.
2. Qs. Al-Qiyamah ayat 1-5 (Makkiyah)
Iw ãNÅ¡ø%é& ÏQöquÎ/ ÏpyJ»uÉ)ø9$# ÇÊÈ Iwur ãNÅ¡ø%é& ħøÿ¨Z9$$Î/ ÏptB#§q¯=9$# ÇËÈ Ü=|¡øtsr& ß`»|¡RM}$# `©9r& yìyJøgªU ¼çmtB$sàÏã ÇÌÈ 4n?t/ tûïÍÏ»s% #n?tã br& yÈhq|¡S ¼çmtR$uZt/ ÇÍÈ ö@t/ ßÌã ß`»|¡RM}$# tàføÿuÏ9 ¼çmtB$tBr& ÇÎÈ
1. Aku bersumpah demi hari kiamat, 2. Dan Aku bersumpah dengan jiwa [2]
yang amat menyesali (dirinya sendiri) 3.
Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali)
tulang belulangnya? 4. Bukan demikian,
Sebenarnya kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna. 5. Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat
terus menerus.
Maksud dari ayat ini ialah : bila ia berbuat
kebaikan ia juga menyesal Kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau
ia berbuat kejahatan. maksudnya ayat Ini
ialah, bahwa anggota-anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan
yang Telah mereka lakukan.
1. Tafsir
1) Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan hari kiamat. Maksudnya
ialah Allah menyatakan dengan tegas bahwa hari kiamat itu pasti datang. Oleh
karena itu, manusia hendaknya bersiap-siap menghadapinya dengan beriman dan
mengerjakan amal saleh, karena hari kiamat merupakan hari pembalasan amal.
2) Allah juga bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri (an-nafsul-lawwamah) terhadap sikap dan
tingkah lakunya pada masa lalu yang tidak sempat lagi diisi dengan perbuatan
baik. An-nafsul-lawwamah juga berarti jiwa yang menyesali dirinya karena
berbuat kejahatan. Perasaaan menyesal itu senantiasa ada walaupun ia sudah
berusaha keras dengan segenap supaya untuk mengerjakan amal saleh. Padahal
semuanya pasti akan diperhitungkan kelak. An-Nafsul-lawwamah juga berarti jiwa
yang tidak bisa dikendali pada waktu senang maupunsusah.
3) Apakah manusia mengira bahwa Allah tidak akan mengumpulkan kembali
tulang-belulangnya? Apakah manusia mengira bahwa tulangnya yang telah hancur di
dalam kubur, setelah berserakan di tempat yang terpisah-pisah tidak dapat
dikumpulkan Allah kembali? Ayat yang diungkapkan dengan nada pertanyaan ini
mengandung makna agar manusia memikirkan persoalan mati dan adanya hari kebangkitan
itu secara serius.
4) Untuk menghilangkan keragu-raguan, Allah
menegaskan sebenarnya Dia berkuasa menyusun (kembali) jari jemari manusia
dengan sempurna. Bahkan Allah sanggup mengumpulkan dan menyusun kembali
bagian-bagian tubuh yang hancur itu sekalipun itu adalah bagian yang terkecil
seperti jari-jemari yang begitu banyak ruas dan bukunya, yang andai kata Allah
tiada mempunyai ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang sempurna, tentu tiada
mungkin Ia menyusunnya kembali. Ringkasnya bagaimana tulang-belulang, jari
jemari itu tersusun dengan sempurna, maka Allah sanggup mengembalikannya lagi
seperti semula.3
5) Dalam ayat ini Allah
menegaskan bahwa sebenarnya manusia dengan perkembangan pikirannya menyadari
bahwa Allah sanggup berbuat begitu, namun kehendak nafsunya mempengaruhi
pikirannya. Bahkan
manusia itu hendak berbuat maksiat terus menerus. Sesungguhnya tidak ada
manusia yang tidak mengenal kekuasaan Tuhannya, untuk menghidupkan dan menyusun
tulang belulang orang yang sudah mati. Akan tetapi mereka masih ingin
bergelimang dengan berbagai laku perbuatan maksiat terus menerus, kemudian
menunda-nunda tobat atau menghindari diri daripadanya.
Sesungguhnya manusia yang seperti ini
kata sahabat Said ibnu Ubair suka cepat-cepat memperturutkan kehendak hati,
berbuat apa saja yang diinginkan. Nafsu selalu menggodanya.
Boleh jadi maksud ayat ini adalah bahwa
seseorang selalu berangan-angan: "Betapa nikmatnya kalau aku mendapat ini
dan itu, mendapat mobil dan rumah mewah atau jabatan yang empuk, dan
seterusnya. namun lupa mengingat mati, lupa dengan akan datangnya hari berbangkit,
hari saat nasibnya diperiksa segala pekerjaannya.
¨bÎ) úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä úïÏ%©!$#ur (#rß$yd tbqä«Î6»¢Á9$#ur 3t»|Á¨Y9$#ur ô`tB ÆtB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# @ÏJtãur $[sÎ=»|¹ xsù ì$öqyz óOÎgøn=tæ wur öNèd tbqçRtøts ÇÏÒÈ
Artinya
69. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang
Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja[431] (diantara mereka) yang
benar-benar saleh, Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.
orang-orang mukmin begitu pula orang
Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah termasuk iman kepada
Muhammad s.a.w., percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang saleh,
mereka mendapat pahala dari Allah.
1.
Sebab Nuzul
Diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dan Diya’ dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini
diturunkan pada masa permulaan Islam dan masa permulaan Rasul diperintahkan
Allah melakukan dakwah secara umum. Sebagian musafir memandang, bahwa perintah
allah kepada Rasul untuk melakukan dakwah tersebut secara khusus kepada Ahli
Kitab.[3]
2.
Munasabah
Ayat-ayat yang telah lalu mengungkapkan watak orang Yahudi yang lebih
keji dari watak mereka yang telah diungkapkan dalam ayat-ayat sebelumnya, yaitu
tuduhan mereka bahwa Allah bersikap kikir, tidak suka mengampuni dosa dan sebagainya. Diungkapkan
juga bahwa mereka berwatak demikan
itu lantaran telah menyimpang dari tuntunn kitab Allah, sehingga
mereka tidak menyadari perbuatan mereka
yang keji. Kemudian didalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan kepada nabi
Muhammad saw, agar meenyampaikan wahyu yang telah diterima dengan tidak menghiraukan sikap orang-orang
Yahudi yang memusuhinya, bahkan nabi Muhammad saw, dipeerintahkan unutk
menyeruh mereka agar kembali kepada
tuntunan Taurat dan Injil, agar mereka
menjadi orang beragama tauhid dan menempuh jalan yang benar, sesuai tuntunan
nabi-nabi yang telah di utus kepada mereka dengan silih berganti.4
3.
Tafsir
Ayat ini
dari segi pengertiannya tidak ada perbedaannya dari ayat 62 surah Al-Baqarah.
Ia diulang kembali, dengan susunan yang berbeda. Sejalan dengan ayat sebelumnya
yaitu ayat 62, yang memerintahkan kepada Muhmmad supaya mengatakan kepada Ahli
Kitab, bahwa mereka belum dipandang beragama selama mereka belum beriman kepada
Allah dengan sesungguhnya dan mengamalkan tuntunan Taurat dan Injil serta
ajaran Al-Quran, maka pada ayat ini Allah menerangkan bahwa hal itu berlaku
pada pengikut-pengikut semua rasul ssebelum Muhammad yaitu Yahudi, Nasrani dan
Sabi’in (bukan Yahudi dan Nasrani). Jika mereka menjalankan petunjuk-petunjuk
agamanya sebelum terjadi perubahan oleh tangan mereka,tentulah mereka tidak
khawatir pada hari kemudian dan mereka yang menemui Nabi Muhammad tetapi
menentangnya atau pura-pura beriman, manakala mereka itu bertaubat dan beramal
saleh tentula mereka tdak khawatir pada hari kemudian , karena seseorang itu
ada kelebihannya kecuali jika ia beriman kepada Allah dan kepada hari Akhir
serta beramal saleh.
Dengan
kemudian pengetahuan yang mulia adalah keimanan kepada Allah dan hari Akhir.
Amal kebaikan yang paling mulia adalah berbakti kepada Allah dan berusaha menyampaikan hal-hal yang bermanfaat
kepada manusia. Jadi orang-orang yang menghadap Allah dengan keimanan dan
amalan-amalan seperti ini tentulah dia tidak akan khawatir sedikit pun terhadap
huru-hara dan bencana hari kiamat dan mereka tidak bersedih hati terhadap
nikmat dunia yang tidak pernah mereka rasakan ketika hidup di dunia
ôôs% uÅ£yz tûïÏ%©!$# (#qç/¤x. Ïä!$s)Î=Î/
«!$#
(
#Ó¨Lym #sÎ) ãNåkøEuä!%y` èptã$¡¡9$#
ZptFøót/ (#qä9$s% $oYs?uô£ys»t 4n?tã $tB $uZôÛ§sù $pkÏù öNèdur tbqè=ÏJøts öNèdu#y÷rr&
4n?tã öNÏdÍqßgàß 4
wr&
uä!$y $tB tbrâÌt ÇÌÊÈ
31. Sungguh Telah Rugilah
orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan tuhan; sehingga apabila
kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah
besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!",
sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah
apa yang mereka pikul itu.
1.
Munasah
Pada ayat yang lalu diterangkan sikap ingkar orng-orang musyrik terhadap
kemahaesaan Allah, kerasulan Muhammad dan hari kebangkitan. Pada ayat-ayat ini
dijelskan tentang nasib mereka pada hari kiamat dalam mempeertanggungjawabkan
sikap ingkard an kemusyrikan mereka, serta azab yang akan mereka terima.
2.
Tafsir
Ayat-ayat ini menjelaskan tentang kerugian orang-orang kafir yang
mengingkari keesaan Allah, kerasullan Muhammad dan hari kebangkitan. Mereka
mendustakan pertemuan dengan Allah. Mereka tidak mendapatkan keuntungan seperti
halnya orang-orang beriman, keuntungan orang-orang beriman di dunia ini sebagai
buah keuntungan misalnya kepuasan batin ,rida ketenanngan dan merasa bahagia
dengan nikmat Allah dalam segala keadaan,mereka bersyukur kepada-Nya atas
segala nikmat, sabar dan tabah terhadap derita. Adapun keuntungan di akhirat
sebagai buah dari imannya, seperti memperoleh rida ilahi, mengalami kemudahan
dalam hisab, dan kebahagian surga yang tak dapat digambarkan oleh manusia.
Orang-orang kafir yangmendustakan perjumpaan dengan Allah kehilangan
segala keuntungan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang tidak percaya akan
hari kebangkitan; hidup bagi mereka terbatas dalam dunia ini saja; oleh karena
itu hidup mereka selalu dikejar-kejar oleh keinginan-keinginan yang tak ada
batasnya dan kepentingan-kepentingan mereka yang saling bertentangan.
Demikianlah keadaan orang-orang kafir sampai kiamat. Hari kiamat akan datang
secara mendadak , tak seorang pun yang dapat mengetahuinya. Di hari kiamat
orang kafir menyatakan penyesalannya karena mereka membatasi hidup ini pada
kehidupan dunia saja sehingga mereka lalai mempersiapkan diri untuk hari kiamat
mereka memikul beban yang berat yakni dosa dan kesalahan mereka, dan mereka
akan menerima hukuman atas dosa kesalahan itu. Beban berat yang mereka pikul pada
hari kiamat benar-benar merupakan beban yang amat buruk.
5.
Qs. At-Taubah ayat 18 (Madanyyah)
$yJ¯RÎ) ãßJ÷èt yÉf»|¡tB «!$# ô`tB ÆtB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# tP$s%r&ur no4qn=¢Á9$# tA#uäur no4q2¨9$# óOs9ur |·øs wÎ) ©!$# ( #|¤yèsù y7Í´¯»s9'ré& br& (#qçRqä3t z`ÏB úïÏtFôgßJø9$# ÇÊÑÈ
18.
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka
merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk.
1. Sebab Nuzul
Menurut riwayat Ibnu Abbas
bahwa setelah ‘Abbas ditawan dalam Perang Badar, ia dicemoohkan oleh kaum
muslimin dengan mengatakan dia kafir dan memutuskan sillahturahmi, dan Ali r.a
melontarkan kata-kata yang pedas kepadanya. ‘Abbas menjawab cemoohan dan
kata-kata pedas itu dengan mengatakan ,”Mengapa kamu menyebut-nyebut kejahatan
kami saja, dan tidak sedikit pun mengingat kebaikan yang kami perbuat.” Ali r.a
beerkata, “apakah kamu mempunyai kebaikan?” ‘Abbas menjawab “Ada yaitu kami
mengurus dan memakmurkan Masjidilharam, memelihara Ka’bah dan memberi minum
jemaah haji.”Maka turunlah ayat ini.
2. Munasabah
Setelah kaum Muslimin
membebaskan Mekah pada tahun ke-8 Hijri,
rasulullah saw menegaskan Ali bin Abi Talib pada haji akbar ke_9. Hijri untuk
membaca beberapa ayat dari permulaan surah At-Taubah ini dan mengumumkan
pembatalan perjanjian dengan orang-orang musyrik karena mereka tidak
mengindahkannya serta mengumumkan kepada mereka bahwa orang-orang musyrik tidak
diperbolehkan mengerjakan haji sesudah tahun itu dan tidak boleh
tawaf di Baitullah dengan tidak berpakaian
sebagaimana kebiasaan mereka. Pada ayat ini diterangkan pembatalan amal ibadah
yang selalu dibanggakan oleh kaum musyrikin antara lain tentang jasa-jasa
mereka dalam mengurus dan memakmurkan Masjidilharam.
3.
Tafsir
Ayat ini
merangkan bahwa yang patut memakmurkan mesjid-mesjjid Allah hanyalah
orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya
serta percaya datangnya akan hari akhir tempat pembalasan segala amal perbuatan, melakukan salat, menunaikan zakat dan tidak
takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Orang-orang inilah yang diharapkan
termasuk golongan yang mendapatkan petunjuk untuk memakmurkanmesjid-mesjid-Nya.
B. Manfaat Mempercayai Akan Adanya Hari
Akhir
Keyakinan
kepada hari akhir memberikan beberapa hikmah kepada orang yang mengimaninya,
yaitu sebagai berikut :
1. Menambah iman dan takwa kepada Allah
2. Selalu berhati-hati dalam melakukan
setiap tindakan
3. Selalu meminta ampunan kepada Allah
SWT
4. Selalu menghiasi diri dengan
berdzikir (meningkatkan ketaqwaan) dan beramal shaleh.
5. Menghindari perbuatan yang sia-sia
(menimbulkan dosa)
6. Meningkatkan kepedulian terhadap
sesama, serta terhadap lingkungan
7. Mendalami agama islam lebih daripada
sebelumnya.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan memahami teori ini,
tentunya kita semakin mengetahui bahwa kehidupan di dunia ini hanya bersifat
sementara. Manusia lahir lalu bertumbuh-kembang, dan akhirnya meninggal dunia.
Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Dari pernyataan ini, dapat disimpulkan
bahwa kehidupan yang kekal hanya di akhirat kelak. Disana tidak ada lagi
kematian. Orang-orang beriman dan beramal saleh akan hidup selamanya di
surga. Sebaliknya, orang-orang kafir dan beramal buruk akan hidup di
neraka untuk selamanya.
B. Saran
Kita sebagai manusia harus beriman
kepada-Nya agar di jauhkan dari siksa api Neraka yang telah di janjikan oleh
Allah SWT, dan kita sebagai manusia harus menyakini adanya hari kiamat dan hari
pembalasan atas perilaku yang kita lakukan selama di alam semesta ini. Dan kita
sebagai umat muslim harus taat mengerjakan segala perintah-Nya dan menjahui
segala larangan-Nya.
Demikianlah makalah
yang dapat kami sampaikan yaitu Ayat-ayat tentang Hari Akhir. Semoga apa yang
telah dipaparkan dalam makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan
menjadi referensi pengetahuan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama. 2010. Al-Qur’an
dan Tafsirnya Jilid IV (Edisi yang Disempurnakan). Jakarta: Lentera Abadi
Departemen Agama RI. Al-Qur’an
dan Tafsirnya. Semarang: Effhar Offset, 1993. Jilid I & III
M. Quraish Syihab. 2009. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
Muhammad Ahmad Isawi.2009. Tafsir Ibnu Mas’ud. Jakarta: Pustaka
Azzam.
http: hari
akhir/Fungsi Beriman Pada Hari Akhir _ Sumber kita.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar