Minggu, 05 Mei 2013


AYAT-AYAT TENTANG HARI AKHIR



Disusun Oleh :Kelompok 6

                        Nama                           : 1. Anggra Ramadhani            (12540031)
                                                              2. Dwi Wahyuni                    (12540065)     
                                                              3. Almario                             (12540025)
                        Mata Kulia                   : Tafsir
                        Kelas                           : Sistem Informasi - A
                        Dosen Pembimbing       : Nurchalidin, LC, MA




DAFTAR ISI

Kata Pengantar  .................................................................................  i
Dafatar Isi  ........................................................................................  ii
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang  ......................................................................................   1
B.     Rumusan Masalah  ..................................................................................  1
PEMBAHASAN
A.    Pentingnya mempercayai akan adanya hari akhir  .............................
B.     Penafsiran Ayat tentang Hari Akhir  ....................................................  2
1.  Qs. Al-Ahzab : 63  ............................................................................  2
2.  Qs. Al-Qiyamah ayat 1-5   ...............................................................  3
3.  Qs. Al-Ma’idah ayat 69  ...................................................................  4
4.  Qs. Al-Anam ayat 31  .......................................................................  7
5.  Qs. At-Taubah ayat 18  ..................................................................  10
C.    Manfaat Mempercayai Akan Adanya Hari Akhir  ............................  11
PENUTUP  ......................................................................................  12
DAFTAR PUSAKA  .......................................................................  13





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan kelak. Dan tak lupa kami bersyukur atas tersusunnya Makalah kami yang berjudul Ayat-ayat tentang Hari Akhir.
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu pengetahuan kita semua, dan untuk memenuhi tugas mata kuliah (Tafsir). Dengan terselesaikannya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang berperan dalam membantu penyusunan makalah ini hingga selesai seperti saat ini.
Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna khususnya bagi Mahasiswa IAIN RADEN FATAH PALEMBANG dan juga semua pihak.


Palembang, 2 Mei 2013




   Pemakalah



PENDAHULUAN

  A.    Latar Belakang
Rukun iman yang kelima adalah beriman kepada hari akhir. Iman kepada hari akhir adalah percaya akan adanya hari akhir. Hari akhir adalah hari berakhirnya kehidupan dunia. Pada saat itu baik dan buruknya perilaku seseorang akan dicatat bergantung bagaimana kadar keimanan seseorang dalam hatinya. Orang yang benar-benar beriman adanya hari kiamat akan senantiasa menjaga agar perilakunya baik dan berusaha menjauhi hal-hal yang buruk. Begitu juga sebaliknya.
Berikut akan dipaparkan secara lebih rinci terkait dengan Ayat-ayat tentang hari akhir beserta penafsirannya.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa manfaat dari mempercayai akan adanyahari akhir?
2.       Apa pengertian hari akhir?
3.      Bagaimana tafsir ayat-ayat al-Qur’an tentang hari akhir?



PEMBAHASAN

      A.    Pentingnya mempercayai akan adanya hari akhir.
Hari Akhir disebut juga dengan Hari Kiamat, artinya hari kebangkitan. Pada hari kebangkitan ini semua manusia yang telah meninggal dibangkitkan kembali untuk mempertanggung-jawabkan semua amal perbuatannya selama hidup didunia. Dan kita sebagai umat muslim wajib meyakini adanya hari kiamat tersebut. Dengan meyakini adanya hari kiamat, kita akan berusaha mencari tahu tentang gambaran hari kiamat, bagaimana terjadinya kiamat, tanda-tanda datangnya hari kiamat serta kehidupan kita kelak di akhirat. Jika telah mengetahui ketiga hal tersebut, maka secara otomatis kita akan termotivasi untuk meningkatkan iman kepada Allah. Mengapa ? karena kita akan sadar dengan apa yang telah kita lakukan selama ini ! dosa ataukah pahala ?  dan kita akan merasa takut akan ganjaran yang akan kita terima kelak di akhirat jika kita melakukan banyak dosa. Dengan adanya perasaan itu, umat muslim tersebut akan berusaha meningkatkan imannya kepada Allah SWT.

B.   Penafsiran ayat tentang hari Akhir
1. Qs. Al-Ahzab : 63
y7è=t«ó¡o â¨$¨Z9$# Ç`tã Ïptã$¡¡9$# ( ö@è% $yJ¯RÎ) $ygßJù=Ïæ yZÏã «!$# 4 $tBur y7ƒÍôム¨@yès9 sptã$¡¡9$# ãbqä3s? $·6ƒÌs% ÇÏÌÈ
63. Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu Hanya di sisi Allah". dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.1[1]

1.      Tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa adanya pertanyaan tentang hari akhirat, baik dari kaum mukmin yang bertanya serius dan kaum musyrik atau munafik yang bertanya memperolokannya. Banyak manusia yang bertanya kepada Nabi Saw, kapan terjadinya hari kiamat, kaum musyrik menantang supaya hari kiamat segera didatangkan (bertanya dengan mencemooh) seraya Nabi menaggapi, sesungguhnya kiamat itu berada ditangan Allah. Sedangkan kaum mukmin bertanya kepada Nabi Saw karena terdorong rasa ingin tahu tentang yang gaib, yang menyangkut kenikmatan ukhrawi dan siksa-Nya.2
Dengan demikian dapat dipahami bahwa kapan hari tersebut akan datang dan menghampiri, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya bahkan Nabi. Hal tersebut menjadi rahasia Allah.
2.      Munasabah
Pada ayat-ayat yang lalu, Allah mengemukakan tiga golongan yang menentang Allah, Rasul-Nya, dan kaum mukminin, dan bahwa mereka itu dikutuk dan dikejar-kejar untuk dibunuh di mana saja mereka dijumpai sesuai dengan perintah Allah. Pada ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan tentang hari kiamat, keadaan mereka kelak di akhirat, dan tingkah lakunya ketika menghadapi siksaan Allah.

2. Qs. Al-Qiyamah ayat 1-5 (Makkiyah)
Iw ãNÅ¡ø%é& ÏQöquÎ/ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# ÇÊÈ Iwur ãNÅ¡ø%é& ħøÿ¨Z9$$Î/ ÏptB#§q¯=9$# ÇËÈ Ü=|¡øtsr& ß`»|¡RM}$# `©9r& yìyJøgªU ¼çmtB$sàÏã ÇÌÈ 4n?t/ tûïÍÏ»s% #n?tã br& yÈhq|¡S ¼çmtR$uZt/ ÇÍÈ ö@t/ ߃̍ムß`»|¡RM}$# tàføÿuÏ9 ¼çmtB$tBr& ÇÎÈ
1.  Aku bersumpah demi hari kiamat, 2.  Dan Aku bersumpah dengan jiwa [2]
yang amat menyesali (dirinya sendiri) 3.  Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? 4.  Bukan demikian, Sebenarnya kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna. 5.  Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.

 Maksud dari ayat ini ialah : bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal Kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.  maksudnya ayat Ini ialah, bahwa anggota-anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan yang Telah mereka lakukan.

1.  Tafsir
1) Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan hari kiamat. Maksudnya ialah Allah menyatakan dengan tegas bahwa hari kiamat itu pasti datang. Oleh karena itu, manusia hendaknya bersiap-siap menghadapinya dengan beriman dan mengerjakan amal saleh, karena hari kiamat merupakan hari pembalasan amal.
2) Allah juga bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri (an-nafsul-lawwamah) terhadap sikap dan tingkah lakunya pada masa lalu yang tidak sempat lagi diisi dengan perbuatan baik. An-nafsul-lawwamah juga berarti jiwa yang menyesali dirinya karena berbuat kejahatan. Perasaaan menyesal itu senantiasa ada walaupun ia sudah berusaha keras dengan segenap supaya untuk mengerjakan amal saleh. Padahal semuanya pasti akan diperhitungkan kelak. An-Nafsul-lawwamah juga berarti jiwa yang tidak bisa dikendali pada waktu senang maupunsusah.
3) Apakah manusia mengira bahwa Allah tidak akan mengumpulkan kembali tulang-belulangnya? Apakah manusia mengira bahwa tulangnya yang telah hancur di dalam kubur, setelah berserakan di tempat yang terpisah-pisah tidak dapat dikumpulkan Allah kembali? Ayat yang diungkapkan dengan nada pertanyaan ini mengandung makna agar manusia memikirkan persoalan mati dan adanya hari kebangkitan itu secara serius.
4) Untuk menghilangkan keragu-raguan, Allah menegaskan sebenarnya Dia berkuasa menyusun (kembali) jari jemari manusia dengan sempurna. Bahkan Allah sanggup mengumpulkan dan menyusun kembali bagian-bagian tubuh yang hancur itu sekalipun itu adalah bagian yang terkecil seperti jari-jemari yang begitu banyak ruas dan bukunya, yang andai kata Allah tiada mempunyai ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang sempurna, tentu tiada mungkin Ia menyusunnya kembali. Ringkasnya bagaimana tulang-belulang, jari jemari itu tersusun dengan sempurna, maka Allah sanggup mengembalikannya lagi seperti semula.3
5) Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa sebenarnya manusia dengan perkembangan pikirannya menyadari bahwa Allah sanggup berbuat begitu, namun kehendak nafsunya mempengaruhi pikirannya. Bahkan manusia itu hendak berbuat maksiat terus menerus. Sesungguhnya tidak ada manusia yang tidak mengenal kekuasaan Tuhannya, untuk menghidupkan dan menyusun tulang belulang orang yang sudah mati. Akan tetapi mereka masih ingin bergelimang dengan berbagai laku perbuatan maksiat terus menerus, kemudian menunda-nunda tobat atau menghindari diri daripadanya.
Sesungguhnya manusia yang seperti ini kata sahabat Said ibnu Ubair suka cepat-cepat memperturutkan kehendak hati, berbuat apa saja yang diinginkan. Nafsu selalu menggodanya.
Boleh jadi maksud ayat ini adalah bahwa seseorang selalu berangan-angan: "Betapa nikmatnya kalau aku mendapat ini dan itu, mendapat mobil dan rumah mewah atau jabatan yang empuk, dan seterusnya. namun lupa mengingat mati, lupa dengan akan datangnya hari berbangkit, hari saat nasibnya diperiksa segala pekerjaannya.

3. Qs. Al-Ma’idah ayat 69 (Madaniyah)

¨bÎ) šúïÏ%©!$# (#qãYtB#uä šúïÏ%©!$#ur (#rߊ$yd tbqä«Î6»¢Á9$#ur 3t»|Á¨Y9$#ur ô`tB šÆtB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# Ÿ@ÏJtãur $[sÎ=»|¹ Ÿxsù ì$öqyz óOÎgøŠn=tæ Ÿwur öNèd tbqçRtøts ÇÏÒÈ


Artinya
69.  Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja[431] (diantara mereka) yang benar-benar saleh, Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

orang-orang mukmin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah termasuk iman kepada Muhammad s.a.w., percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang saleh, mereka mendapat pahala dari Allah.

1.        Sebab Nuzul
Diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dan Diya’ dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini diturunkan pada masa permulaan Islam dan masa permulaan Rasul diperintahkan Allah melakukan dakwah secara umum. Sebagian musafir memandang, bahwa perintah allah kepada Rasul untuk melakukan dakwah tersebut secara khusus kepada Ahli Kitab.[3]
2.        Munasabah
Ayat-ayat yang telah lalu mengungkapkan watak orang Yahudi yang lebih keji dari watak mereka yang telah diungkapkan dalam ayat-ayat sebelumnya, yaitu tuduhan mereka bahwa Allah bersikap kikir, tidak suka  mengampuni dosa dan sebagainya. Diungkapkan juga bahwa mereka  berwatak demikan itu  lantaran telah  menyimpang dari tuntunn kitab Allah, sehingga mereka tidak menyadari  perbuatan mereka yang keji. Kemudian didalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad saw, agar meenyampaikan wahyu yang telah diterima  dengan tidak menghiraukan sikap orang-orang Yahudi yang memusuhinya, bahkan nabi Muhammad saw, dipeerintahkan unutk menyeruh  mereka agar kembali kepada tuntunan  Taurat dan Injil, agar mereka menjadi orang beragama tauhid dan menempuh jalan yang benar, sesuai tuntunan nabi-nabi yang telah di utus kepada mereka dengan silih berganti.4
3.        Tafsir
Ayat ini dari segi pengertiannya tidak ada perbedaannya dari ayat 62 surah Al-Baqarah. Ia diulang kembali, dengan susunan yang berbeda. Sejalan dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 62, yang memerintahkan kepada Muhmmad supaya mengatakan kepada Ahli Kitab, bahwa mereka belum dipandang beragama selama mereka belum beriman kepada Allah dengan sesungguhnya dan mengamalkan tuntunan Taurat dan Injil serta ajaran Al-Quran, maka pada ayat ini Allah menerangkan bahwa hal itu berlaku pada pengikut-pengikut semua rasul ssebelum Muhammad yaitu Yahudi, Nasrani dan Sabi’in (bukan Yahudi dan Nasrani). Jika mereka menjalankan petunjuk-petunjuk agamanya sebelum terjadi perubahan oleh tangan mereka,tentulah mereka tidak khawatir pada hari kemudian dan mereka yang menemui Nabi Muhammad tetapi menentangnya atau pura-pura beriman, manakala mereka itu bertaubat dan beramal saleh tentula mereka tdak khawatir pada hari kemudian , karena seseorang itu ada kelebihannya kecuali jika ia beriman kepada Allah dan kepada hari Akhir serta beramal saleh.
Dengan kemudian pengetahuan yang mulia adalah keimanan kepada Allah dan hari Akhir. Amal kebaikan yang paling mulia adalah berbakti kepada Allah dan  berusaha menyampaikan hal-hal yang bermanfaat kepada manusia. Jadi orang-orang yang menghadap Allah dengan keimanan dan amalan-amalan seperti ini tentulah dia tidak akan khawatir sedikit pun terhadap huru-hara dan bencana hari kiamat dan mereka tidak bersedih hati terhadap nikmat dunia yang tidak pernah mereka rasakan ketika hidup di dunia

4.      Qs. Al-Anam ayat 31(Makkiyah)
ôôs% uŽÅ£yz tûïÏ%©!$# (#qç/¤x. Ïä!$s)Î=Î/ «!$# ( #Ó¨Lym #sŒÎ) ãNåkøEuä!%y` èptã$¡¡9$# ZptFøót/ (#qä9$s% $oYs?uŽô£ys»tƒ 4n?tã $tB $uZôÛ§sù $pkŽÏù öNèdur tbqè=ÏJøts öNèdu#y÷rr& 4n?tã öNÏdÍqßgàß 4 Ÿwr& uä!$y $tB tbrâÌtƒ ÇÌÊÈ

31.  Sungguh Telah Rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu.

1.        Munasah
Pada ayat yang lalu diterangkan sikap ingkar orng-orang musyrik terhadap kemahaesaan Allah, kerasulan Muhammad dan hari kebangkitan. Pada ayat-ayat ini dijelskan tentang nasib mereka pada hari kiamat dalam mempeertanggungjawabkan sikap ingkard an kemusyrikan mereka, serta azab yang akan mereka terima.
2.        Tafsir
Ayat-ayat ini menjelaskan tentang kerugian orang-orang kafir yang mengingkari keesaan Allah, kerasullan Muhammad dan hari kebangkitan. Mereka mendustakan pertemuan dengan Allah. Mereka tidak mendapatkan keuntungan seperti halnya orang-orang beriman, keuntungan orang-orang beriman di dunia ini sebagai buah keuntungan misalnya kepuasan batin ,rida ketenanngan dan merasa bahagia dengan nikmat Allah dalam segala keadaan,mereka bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat, sabar dan tabah terhadap derita. Adapun keuntungan di akhirat sebagai buah dari imannya, seperti memperoleh rida ilahi, mengalami kemudahan dalam hisab, dan kebahagian surga yang tak dapat digambarkan oleh manusia.
Orang-orang kafir yangmendustakan perjumpaan dengan Allah kehilangan segala keuntungan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang tidak percaya akan hari kebangkitan; hidup bagi mereka terbatas dalam dunia ini saja; oleh karena itu hidup mereka selalu dikejar-kejar oleh keinginan-keinginan yang tak ada batasnya dan kepentingan-kepentingan mereka yang saling bertentangan. Demikianlah keadaan orang-orang kafir sampai kiamat. Hari kiamat akan datang secara mendadak , tak seorang pun yang dapat mengetahuinya. Di hari kiamat orang kafir menyatakan penyesalannya karena mereka membatasi hidup ini pada kehidupan dunia saja sehingga mereka lalai mempersiapkan diri untuk hari kiamat mereka memikul beban yang berat yakni dosa dan kesalahan mereka, dan mereka akan menerima hukuman atas dosa kesalahan itu. Beban berat yang mereka pikul pada hari kiamat benar-benar merupakan beban yang amat buruk.
5.        Qs. At-Taubah ayat 18 (Madanyyah)
$yJ¯RÎ) ãßJ÷ètƒ yÉf»|¡tB «!$# ô`tB šÆtB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# tP$s%r&ur no4qn=¢Á9$# tA#uäur no4qŸ2¨9$# óOs9ur |·øƒs žwÎ) ©!$# ( #|¤yèsù y7Í´¯»s9'ré& br& (#qçRqä3tƒ z`ÏB šúïÏtFôgßJø9$# ÇÊÑÈ

18.  Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

1.      Sebab Nuzul
Menurut riwayat Ibnu Abbas bahwa setelah ‘Abbas ditawan dalam Perang Badar, ia dicemoohkan oleh kaum muslimin dengan mengatakan dia kafir dan memutuskan sillahturahmi, dan Ali r.a melontarkan kata-kata yang pedas kepadanya. ‘Abbas menjawab cemoohan dan kata-kata pedas itu dengan mengatakan ,”Mengapa kamu menyebut-nyebut kejahatan kami saja, dan tidak sedikit pun mengingat kebaikan yang kami perbuat.” Ali r.a beerkata, “apakah kamu mempunyai kebaikan?” ‘Abbas menjawab “Ada yaitu kami mengurus dan memakmurkan Masjidilharam, memelihara Ka’bah dan memberi minum jemaah haji.”Maka turunlah ayat ini.
2.      Munasabah
Setelah kaum Muslimin membebaskan Mekah pada tahun ke-8  Hijri, rasulullah saw menegaskan Ali bin Abi Talib pada haji akbar ke_9. Hijri untuk membaca beberapa ayat dari permulaan surah At-Taubah ini dan mengumumkan pembatalan perjanjian dengan orang-orang musyrik karena mereka tidak mengindahkannya serta mengumumkan kepada mereka bahwa orang-orang musyrik tidak diperbolehkan mengerjakan haji sesudah tahun itu dan tidak boleh
tawaf di Baitullah dengan tidak berpakaian sebagaimana kebiasaan mereka. Pada ayat ini diterangkan pembatalan amal ibadah yang selalu dibanggakan oleh kaum musyrikin antara lain tentang jasa-jasa mereka dalam mengurus dan memakmurkan Masjidilharam.
3.        Tafsir
Ayat ini merangkan bahwa yang patut memakmurkan mesjid-mesjjid Allah hanyalah orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya serta percaya datangnya akan hari akhir tempat pembalasan segala amal perbuatan,  melakukan salat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Orang-orang inilah yang diharapkan termasuk golongan yang mendapatkan petunjuk untuk memakmurkanmesjid-mesjid-Nya.

      B.   Manfaat Mempercayai Akan Adanya Hari Akhir
Keyakinan kepada hari akhir memberikan beberapa hikmah kepada orang yang mengimaninya, yaitu sebagai berikut :
1.      Menambah iman dan takwa kepada Allah
2.      Selalu berhati-hati dalam melakukan setiap tindakan
3.      Selalu meminta ampunan kepada Allah SWT
4.      Selalu menghiasi diri dengan berdzikir (meningkatkan ketaqwaan) dan beramal shaleh.
      5.      Menghindari perbuatan yang sia-sia (menimbulkan dosa)
      6.      Meningkatkan kepedulian terhadap sesama, serta terhadap lingkungan
      7.      Mendalami agama islam lebih daripada sebelumnya.          



PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dengan memahami teori ini, tentunya kita semakin mengetahui bahwa kehidupan di dunia ini hanya bersifat sementara. Manusia lahir lalu bertumbuh-kembang, dan akhirnya meninggal dunia. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Dari pernyataan ini, dapat disimpulkan bahwa kehidupan yang kekal hanya di akhirat kelak. Disana tidak ada lagi kematian. Orang-orang beriman dan beramal saleh akan hidup selamanya di surga. Sebaliknya, orang-orang kafir dan beramal buruk akan hidup di neraka untuk selamanya.

B.       Saran
Kita sebagai manusia harus beriman kepada-Nya agar di jauhkan dari siksa api Neraka yang telah di janjikan oleh Allah SWT, dan kita sebagai manusia harus menyakini adanya hari kiamat dan hari pembalasan atas perilaku yang kita lakukan selama di alam semesta ini. Dan kita sebagai umat muslim harus taat mengerjakan segala perintah-Nya dan menjahui segala larangan-Nya.
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan yaitu Ayat-ayat tentang Hari Akhir. Semoga apa yang telah dipaparkan dalam makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan menjadi referensi pengetahuan kita.




DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama. 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid IV (Edisi yang Disempurnakan).    Jakarta: Lentera Abadi
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Semarang: Effhar Offset, 1993.   Jilid I & III
M. Quraish Syihab. 2009.  Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
Muhammad Ahmad Isawi.2009.  Tafsir Ibnu Mas’ud. Jakarta: Pustaka Azzam.
http: hari akhir/Fungsi Beriman Pada Hari Akhir _ Sumber kita.htm



[1] Departemen Agama RI.Alquran dan Tafsirnya. Semarang: Effar Offset, 1993.,hlm 90
[2] Ibid.,hlm 42
 [3] Ibid., 436
4 Rasyid Rida, al-Manar  6, hal.467

Shopping Online